Benarkah Filologi Ilmu Baru?

Pengarang: Dr. Elis Suryani Nani Sumarlina, M.S.

Editor: Rangga Saptya  Mohamad Permana, M.I.Kom.

Penelaah: Dr. Undang Ahmad Darsa, M.Hum.

Cetakan: ke-1, 2025, 176 hlm + ix

ISBN:

Sinopsis: Filologi sebagai ilmu yang menggarap naskah-naskah kuno, merupakan warisan budaya kebendaan yang teksnya masih terpendam dalam manuskrip. Isi manuskrip dimaksud menyimpan tujuh kearifan lokal budaya. Untuk itu, filologi termasuk manuskripnya harus segera dimanfaatkan, serta dikembangkan oleh generasi muda Gen Z, dalam upaya ikut serta melestarikan warisan budaya dengan cara menyesuaikankannya  dengan kecanggihan ilmu dan teknologi saat ini. Jangan sampai, warisan leluhur  musnah ditelan zaman. Filologi  belum familiar di  masyarakat. Hal ini dimaklumi, karena filologi tidak diajarkan di sekolah. Akibat ketidaktahuannya,  mereka kurang memahami apa itu filologi. Bahkan Generasi Z menganggap ‘Filologi sebagai ilmu baru’. Padahal sebagai dokumen budaya, isinya dapat menjadi referensi literasi bagi ilmu lain secara multidisiplin. Filologi dikenal sejak abad ke-3 SM dan dimunculkan oleh Erasthothenes di Iskandariyah. Buku ini diharapkan dapat mengubah persepsi masyarakat terhadap Filologi  dan menjadi acuan, bukan hanya untuk para mahasiswa, namun bagi masyarakat umum, pegiat manuskrip, budayawan,  para pakar ilmu lain yang bersinggungan dengan filologi.  baik dosen. mahasiswa, pemerhati manuskrip dan pengkaji budaya, ilmuwan, guru, arkeolog, sejarawan, antropolog, dan pemerhati budaya lainnya.